Minggu, 23 Juni 2013

kebutuhan fisik ibu hamil

I. PENDAHULUAN Kehamilan merupakan suatu proses kehidupan seorang wanita, dimana dengan adanya proses ini terjadi perubahan-perubahan. Perubahan tersebut meliputi perubahan fisik, mental dan sosial. Selain kebutuhan psikologis, kebutuhan fisik juga harus diperhatikan agar kehamilan dapat berlangsung dengan aman dan lancar. Kebutuhan fisik yang diperlukan ibu selama hamil meliputi oksigen, nutrisi, peronal hygiene, pakaian, eliminasi, seksual, mobilisasi dan body mekanik, exercise/senam hamil, istirahat/tidur, imunisasi, traveling, persiapan laktasi, persiapan kelahiran bayi, memantau kesejahteraan bayi, ketidaknyamanan dan cara mengatasinya, kunjungan ulang, pekerjaan, tanda bahaya dalam kehamilan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut akan dibahas satu persatu berikut ini: A. Seksual 1. Peningkatan gairah seksual pada masa kehamilan antara lain: a. Trimester pertama Minat menurun pada trimester (3 bulan) pertama, biasanya gairah seks menurun. Jangankan kepingin, bangun tidur saja sudah didera morning sickness, muntah, lemas, malas, segala hal yang bertolak belakang dengan semangat dan libido. Fluktuasi hormon, kelelahan, dan rasa mual dapat menghisap semua keinginan untuk melakukan hubungan seks. b. Trimester kedua Minat meningkat (kembali) Memasuki trimester kedua, umumnya libido timbul kembali. Tubuh sudah dapat menerima dan terbiasa dengan kondisi kehamilan sehingga ibu hamil dapat menikmati aktivitas dengan lebih leluasa daripada di trimester pertama. Kehamilan juga belum terlalu besar dan memberatkan seperti pada trimester ketiga. Mual, muntah, dan segala rasa tidak enak biasanya sudah jauh berkurang dan tubuh terasa lebih nyaman. Demikian pula untuk urusan ranjang. Ini akibat meningkatnya pengaliran darah ke organ-organ seksual dan payudara. c. Trimester ketiga Minat menurun lagi Libido dapat turun kembali ketika kehamilan memasuki trimester ketiga. Rasa nyaman sudah jauh berkurang. Pegal di punggung dan pinggul, tubuh bertambah berat dengan cepat, nafas lebih sesak (karena besarnya janin mendesak dada dan lambung), dan kembali merasa mual, itulah beberapa penyebab menurunnya minat seksual. Tapi jika Anda termasuk yang tidak mengalami penurunan libido di trimester ketiga, itu adalah hal yang normal, apalagi jika Anda termasuk yang menikmati masa kehamilan. Anda juga termasuk beruntung karena tidak perlu tersiksa oleh kaki yang membengkak, sakit kepala, atau keharusan beristirahat total. 2.Tingkat keamanan hubungan seks selama hamil berdasarkan keadaan setiap trimester usia kehamilan adalah: a.Hubungan intim kurang aman pada trimester 1 sebab kehamilan masih lemah a)Kalau riwayat perdarahan berupa bercak sebelum atau sesudah melakukan hubungan intim malah terjadi kontraksi hebat, lebih baik jangan dulu melakukan hubungan intim selama trimester pertama. Ini berkaitan dengan sperma yang mengandung hormon prostaglandin. Hormon ini sering menyebabkan kontraksi pada rahim. Kalau hamil, rahim lebih mudah kontraksi. Akibatnya tempat melekatnya ari-ari bergeser dan bisa menyebabkan perdarahan. Karena itu jangan lagi ditambah dengan prostaglandin dari sperma agar tidak terjadi kontraksi. b)Kalau riwayat pendarahan tidak ada, hubungan intim aman dilakukan. c)Kalau ada infeksi di saluran vagina, infeksinya harus di atasi terlebih dahulu. Sebab, hubungan intim membuat infeksi bisa terdorong masuk ke dalam rahim yang bisa membahayakan janin. b.Hubungan intim aman dilakukan pada trimester 2. Hubungan intim akan lebih aman bila sudah memasuki trimester kedua, dengan pertimbangan sebagai berikut: a)Janin sudah mulai besar b)Janin sudah keluar dari rongga panggul c)Ari-ari sudah melekat pada dinding rahim, sehingga umumnya tidak mengganggu saat hubungan intim. c.Tidak nyaman untuk melakukan hubugan intim pada trimester 3. Memasuki trimester ketiga, janin sudah makin besar dan bobot janin semakin berat, membuat tidak nyaman untuk melakukan hubungan intim. Disini diperlukan pengertian suami untuk memahami keengganan istri berintim-intim. Banyak suami yang tidak mau tau keulitan sang istri. Jadi, suamipun diberikan penjelasan tentang kondisi istrinya. Kalau pasangan itu bisa mengatur, pasti tidak akan ada masalah. Hubungan intim tetap dilakukan tetapi dengan posisi tertentudan lebih berhati-hati. B.Mobilisasi/body mechanic Ibu hamil boleh melakukan kegiatan atau aktivitas fisik biasa selama tidak terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat melakukan pekerjaan seperti menyapu, mengepel, memasak dan mengajar. Semua pekerjaan tersebut harus sesuai dengan kemampuan wanita tersebut dan mempunyai cukup waktu untuk istirahat. Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, tubuh akan mengadakan penyesuaian fisik dengan pertambahan ukuran janin. Perubahan tubuh yang paling jelas adalah tulang punggung bertambah lordosis karena tumpuan tubuh bergeser lebih ke belakang dibandingkan sikap tubuh ketika tidak hamil. Secara anatomi, ligamen sendi putar dapat meningkatkan pelebaran/ pembesaran rahim pada ruang abdomen. Nyeri pada ligamen ini terjadi karena pelebaran dan tekanan pada ligamen karena adanya pembesaran rahim. Nyeri pada ligamen ini merupakan suatu ketidaknyaman pada ibu hamil. 1.Sikap tubuh yang perlu diperhatikan oleh ibu hamil : a.Duduk Duduk dengan posisi punggung tegak. Atur dagu ibu dan tarik bagian atas kepala seperti ketika ibu berdiri. b.Berdiri Sikap berdiri yang benar sangat membantu sewaktu hamil di saat berat janin semakin bertambah, jangan berdiri untuk jangka waktu yang lama. Beerdiri dengan menegakkan bahu dan mengangkat pantat. Tegak lurus dari telinga sampai ke tumit kaki. c.Berjalan Ibu hamil penting untuk tidak memakai sepatu ber-hak tinggi atau tanpa hak. Hindari juga sepatu bertumit runcing karena mudah menghilangkan keseimbangan. Bila memiliki anak balita, usahakan supaya tinggi pegangan keretanya sesuai untuk ibu. d.Tidur Ibu boleh tidur tengkurap, kalau sudah terbiasa, namun tekuklah sebelah kaki dan pakailah guling, supaya ada ruangan bagi bayi anda. Posisi miring juga menyenangkan, namun jangan lupa memakai guling untuk menopang berat rahim anda. Sebaiknya setelah usia kehamilan 6 bulan, hindari tidur telentang, karena tekanan rahim pada pembuluh darah utama dapat menyebabkan pingsan. Tidur dengan kedua kaki lebih tinggi dari badan dapat mengurangi rasa lelah. e.Bangun dari berbaring Untuk bangun dari tempat tidur, geser dulu tubuh ibu ke tepi tempat tidur, kemudian tekuk lutut. Angkat tubuh ibu perlahan dengan kedua tangan, putar tubuh lalu perlahan turunkan kaki ibu. Diamlah dulu dalam posisi duduk beberapa saat sebelum berdiri. Lakukan setiap kali ibu bangun dari berbaring. f.Membungkuk dan mengangkat Terlebih dahulu menekuk lutut dan gunakan otot kaki untuk tegak kembali. Hindari membungkuk yang dapat membuat punggung tegang, termasuk untuk mengambil sesuatu yang ringan sekalipun. 2.Pergerakan-pergerakan yang dilarang : a.Bekerja berat b.Melonjat/melonjak c.Bepergian jauh dengan menggunakan kendaraan yang banyak bergerak 3.Pergerakan-pergerakan yang dianjurkan : a.Berjalan waktu pagi hari untuk ketenangan dan mendapatkan udara segar. b.Melakukan pergerakan yang dapat mempengaruhi otot panggul. c.Latihan-latihan sebelum melahirkan/senam hamil 4.Olah raga mutlak dikurangi bila dijumpai: a.Sering mengalami keguguran. b.Persalinan belum cukup bulan. c.Pada mereka yang mempunyai sejarah persalinan sulit. d.Pada kasus infertilitas. e.Umur saat hamil terlalu tua. f.Hamil dengan pendarahan & mengeluarkan cairan C.Exercise/senam hamil Senam hamil merupakan kebutuhan aktifitas fisik, pada kegiatan ini terjadi peningkatan metabolisme yang pada dasarnya dengan peningkatan metabolisme diperlukan peningkatan penyediaan oksigen sehingga senam hamil akan meningkatkan kebutuhan oksigen. Senam hamil bukan merupakan suatu keharusan. Namun, dengan melakukan senam hamil akan banyak memberi manfaat dalam membantu kelancaran proses kelahiran, antara lain dapat melatih pernafasan, relaksasi, menguatkan otot-otot panggul dan perut, serta merlatih cara mengejan yang benar. 1.Tujuan umum senam hamil a.Melalui latihan senam hamil yang teratur dapat dijaga kondisi otot-otot dan persendian yang berperan dalam proses mekanisme persalinan. b.Mempertinggi kesehatan fisik dan psikis serta kepercayaan pada diri sendiri dan penolong dalam menghadapi persalinan. c.Membimbing wanita menuju suatu persalinan yang fisiologis. 2.Tujuan khusus senam hamil : a.Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, otot-otot dasar panggul, ligamen, dan jaringan serta fasia yang berperan dalam mekanisme persalinan. b.Melonggarkan persendian-persendian yang berhubungan dengan proses persalinan. c.Membentuk sikap tubuh yang prima, sehingga dapat membantu mengatasi keluhan-keluhan, letak janin, dan mengurangi sesak napas. d.Memperoleh cara melakukan konstraksi dan relaksasi yang sempurna. e.Menguasai teknik-teknik pernapasan dalam persalinan. f.Dapat mengatur diri kepada ketenangan. 3.Manfaat senam hamil secara terukur dan teratur : a.Memperbaiki sirkulasi darah. b.Mengurangi pembengkakan. c.Memperbaiki keseimbangan otot. d.Mengurangi resiko gangguan gastro intestinal termasuk sembelit. e.Mengurangi kram atau kejang kaki. f.Menguatkan otot perut. g.Mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan. 4.Syarat mengikuti senam hamil : a.Telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh dokter atau bidan. b.Latihan dilakukan setelah kehamilan mencapai 22 minggu. c.Latihan dilakukan secara teratur dan disiplin. d.Sebaiknya latihan dilakukan di rumah sakit atau klinik bersalin dibawah pimpinan instruktur senam hamil Pelaksanaan senam sedikitnya seminggu sekali dan menggunakan pakaian yang sesuai dan longgar. Lakukan selalu pemanasan dan pendinginan setiap kali senam. Intensitas senam harus disesuaikan dengan kondisi tubuh. Bila dilantai gunakan kasur atau matras saat melakukan senam. Jangan mendadak berdiri saat usai senam, tetapi lakukan secara perlahan untuk menghindari pusing. 5.Latihan senam hamil a.Pengencangan abdomen saat menghembuskan nafas keluar (untuk obdomen). GAMBAR 1 Teknik: a)Tidur terlentang atau miring, lutut ditekuk, tangan diperut. b)Saat mengeluarkan nafas, tarik otot-otot abdomen hingga paru-paru kempis b.Pemiringan panggul (untuk punggung bawah dan perut) GANBAR 2 Teknik: a)Tidur terlentang, lutut ditekuk. b)Gulingkan panggul dengan meratakan punggung bawah ke lantai, sambil meniadakan rongga. c)Susutkan otot-otot abdomen pada saat mengeluarkan nafas dan kencangkan bokong. d)Tahan selama hitungan tiga yang panjang dan kemudian lepaskan c.Goyang panggul (untuk punggung bawah) GAMBAR 3 Teknik: a)Variasi dari gerakan diatas, posisi merangkak, tarik masuk perut dan bokong, tekan dengan punggung bagian bawah, sambil membuat suatu “punggung kucing” yang bundar. b)Jangan biarkan tulang punggung mengendur, miringkan panggul ke samping bolak balik, ini adalah variasi yg dikenal dgn sebutan “mengibas-ngibas ekor” d.Senam kegel (dasar panggul) GAMBAR 4 Teknik: a)Lakukan kapan saja, dan dalam posisi apa aja karena tak ada seorang pun yang dapat melihat atau mengetahui bahwa anda sedang melakukan senam. b)Lakukan minimum 100 kali sehari. c)Untuk menghubungkan sel otot-otot ini terdapat dua cara antara lain adalah: •Bayangkan bahwa anda sedang kencing dan anda menghentikan aliran kencing ini dipertengahan. •Bayangkan dasar panggul anda adalah sebuah elevator, secara perlahan anda naik ke lantai 2 dan kemudian ke lantai 3 dan seterusnya., dan kemudian turun kembali. e.Menekuk (untuk abdoment) GAMBAR 5 Teknik: a)Tidur terlentang, lutut dinaikkan. b)Panggul dimiringkan ke belakang, sambil memegang kedua sisinya dan hembuskan nafas, bungkukan ke depan (kira-kira 20 cm atau 45 derajat). c)Tahan pada posisi tersebut sambil terus bernafas dan perlahan kembali k posisi semula. d)Lekukan secara diagonal merupakan satu variasi lain, terutama jika ada pemisahan dari otot-otot rectum. Sama seperti diatas tetapi pada lekukan ke depan, tegakkan miring, dengan lengan terbentang ke lutut yg berlawanan. f.Bridging atau mempertemukan (untuk postur, abdomen dan kenyamanan) GAMBAR 6 Teknik: a)Tidur terlentang dengan kaki dinaikkan ke atas bangku yang rendah, diujung tempat tidur, atau diatas meja. b)Susutkan dinding perut dan bokong, secara perlahan naikkan pinggul dari lantai hingga badan dan kaki berada dalam satu garis lurus. c)Jangan melengkungkan badan ke belakang dan ingat untuk bernafas. d)Variasi : lakukan senam yang sama dengan lutut melekuk dan kaki diatas lantai. e)Urutannya ialah : satu lutut melekuk dan lainnya lurus sejajar dengan paha, tidak lebih tinggi, kemudian hembuskan nafas saat anda mengangkat kaki. g.Kaki menekuk dan meregang (untuk sirkulasi dan kenyamanan) GAMBAR 7 Teknik: Dengan kaki dinaikkan atau kaki pada lutut, lekukan pergelangan sedapat mungkin, naikx jari kaki, kemudian arahkan kebawah, sambil menekukan kaki. Kemudian putar pergelangan dengan lingkaran yg besar secara perlahan, mula-mula ke satu arah, kemudian kearah yg berlawanan juga. h.Peregangan otot betis (untuk sirkulasi dan mencegahkram kaki) Teknik: Pada posisi berdiri, sandarkan tubuh kedepan ke arah dinding dengan satu kaki di belakang, kaki rata dilantai. Secara perlahan bengkokx lutut depan. Bernafas perlahan saat otot betis meregang i.Bahu memutar dan lengan merentang (untuk postur dan punggung) GAMBAR 8 Teknik: a)Sambil duduk, angkat lengan, bengkokkan siku, tangan di bahu. Angkat lengan dan putarkan lengan dengan lingkaran ke dua arah. b)Kemudian angkat lengan lurus tinggi di atas kepala & secara bergantian angkat masing-masing semakin tinggi & semakin tinggi (seakan memetik buah apel dari pohon yang tinggi). c)Latihan ini bisa juga dilakukan sambil berdiri. D.Istirahat/tidur Dengan adanya parubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya beban berat pada perut, terjadi perubahan sikap tubuh. Tidak jarang ibu akan mengalami kelelahan. Oleh karena itu istirahat dan tidur sangat penting bagi ibu hamil. Ibu hamil dianjurkan untuk merencanakan periode istirahat, terutama saat hamil tua. Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik, karena istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rokhani untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin. Tidur pada malam hari selama ±8 jam dan istirahat dalam keadaan rileks pada siang hari selama satu jam. Pada kehamilan trimester awal wanita hamil dapat tidur dan beristirahat dengan berbagai posisi, yang terpenting adalah dapat memberikan rasa nyaman. Posisi tidur yang nyaman akan sulit didapat oleh wanita hamil yang usia kehamilannya pada trimester ketiga dimana uterus mulai membesar sehingga sulit dalam menentukan posisi tidur. a.Beberapa posisi tidur ibu hamil: a)Posisi Tengkurap Di awal kehamilan posisi ini cukup aman, namun paska kehamilan trimester pertama, saat payudara mulai membesar dan lebih sensitif, posisi ini tidak lagi disarankan. Begitu juga di minggu ke 14 saat perut mulai membesar, posisi ini tidak lagi nyaman sehingga harus menyokong paha dengan bantal. Dari hasil survei, di kehamilan 16 minggu, hanya 1 persen ibu hamil yang tidur dengan posisi ini dan 0 persen pada usia kehamilan di atas 16 minggu. b)Posisi Telentang. Dianjurkan setelah kehamilan 16 minggu wanita hamil untuk tidak tidur telentang, karena dengan tidur posisi telentang meletakan seluruh berat rahim ke bagian belakang, usus, dan vena cava inferior. Tidur dengan posisi telentang juga dapat meningkatkan resiko sakit pinggang, wasir, gangguan pencernaan, menganggu pernafasan dan sirkulasi. Posisi tidur telentang pada trimester ke dua dan tiga juga dapat mempengaruhi tekanan darah. Seperti turunnya tekanan darah yang menimbulkan sakit kepala. Sedangkan wanita yang memiliki tekanan darah tinggi, posisi ini sama sekali tidak dianjurkan. c)Posisi Miring Ke Kiri. Wanita hamil sangat dianjurkan untuk tidur dengan posisi miring kekiri, terutama dikehamilan 16 minggu, karena janin akan mendapatkan aliran darah dan nutrisi yang lebih maksimal. Posisi ini juga membantu ginjal membuang sisa produk dan cairan dari tubuh, sehingga mengurangi pembengkakkan di kaki, pergelangan kaki dan tangan. d)Posisi Miring Ke Kanan. Posisi ini juga aman bagi wanita hamil, sehingga dapat berganti posisi dari miring ke kiri atau kekanan, tergantung kenyamanannya. Jika posisi punggung bayi kebetulan berada di sebelah kanan, pada saat tidur miring kekiri maka janin akan "memberontak" terus-menerus. Hal ini karena posisi janin seolah-olah jatuh tertelungkup, untuk mengatasinya dianjurkan untuk tidur miring kekanan. Di kehamilan usia lanjut, saat perut telah begitu besar, akan merasakan kondisi kurang nyaman, seperti kram, sering buang air kecil, kontraksi palsu, tendangan bayi, dan peningkatan asam lambung yang membuat anda kerap terbangun dan mengubah posisi tidur beberapa kali. Belum ada penelitian lebih lanjut tentang posisi tidur yang aman untuk wanita hamil, tapi para pakar menganjurkan bahwa setelah kehamilan 16 minggu, sebaiknya wanita hamil tidur dengan posisi miring ke sisi kiri. Posisi tidur miring kekiri dianjurkan selama kehamilan karena posisi tidur miring ke sisi kiri dapat membantu mengoptimalkan aliran darah oksigen dan nutrisi ke fetoplasenta dengan mengurangi tekanan pada vena kava asenden (hipotensi supine) (Bobak, 2004). Menurut Rahmi (2008) Posisi miring kekiri juga membantu ginjal membuang sisa produk dan cairan dari tubuh, sehingga mengurangi pembengkakkan di kaki, pergelangan kaki dan tangan. Waktu terbaik untuk melakukan relaksasi adalah setiap hari setelah makan siang, pada awal istirahat sore, serta malam sewaktu tidur. b.Posisi relaksasi yang dapat dilakukan selama dalam keadaan istirahat atau selama proses persalinan adalah: a)Posisi relaksasi dengan posisi terlentang. Berbaring terlentang, kedua tungkai kaki lurus dan terbuka sedikit, kedua lengan rileks disamping. Di bawah lutut dan kepala diberi bantal. Pejamkan mata, lemaskan seluruh tubuh, tenang dan lakukan pernafasan yang teratur dan berirama. b)Posisi relaksasi dengan posisi berbaring miring. Berbaring miring, kedua lutut dan kedua lengan ditekuk, di bawah kepala diberi bantal dan dibawah perut pun sebaiknya diberi bantal, agar perut tidak menggantung. Pejamkan mata, tenang dan atur pernafasan dengan teratur dan berirama. c)Posisi relaksasi dalam keadaan berbaring terlentang. Kedua lutut ditekuk, berbaring terlentang, kedua lengan di samping telinga, tutuplah mata dan tenang. Posisi ini dapat dilakukan selama akhir kala satu. d)Posisi relaksasi dengan posisi duduk. Duduk membungkuk, kedua lengan di atas sandaran kursi atau di atas tempat tidur. Jika duduk, menghadaplah ke tempat tidur. Kedua kaki tidak boleh menggantung. Posisi ini dapat dilakukan selama kala satu, sebelum naik ke tempat persalinan. Keempat posisi tersebut di atas dapat dipergunakan selama ada his dan pada saat itu, anda harus mampu mengkonsentrasi diri pada irama pernafasan atau pada sesuatu yang menyenagkan. Sangat dianjurkan untuk tidak memperhatikan nyeri. E.Imunisasi Pada masa kehamilan ibu hamil diharuskan melakukan imunisasi tetanus toksoid (TT). Gunanya pada antenatal dapat menurunkan kemungkinan kematian bayi karena tetanus. Ia juga dapat mencegah kematian ibu yang disebabkan oleh tetanus. Terutama imunisasi tetanus untuk melindungi bayi terhadap penyakit tetanus neonatorum. Imunisasi dilakukan pada trimester I / II pada kehamilan 3 – 5 bulan dengan interval minimal 4 minggu. Lakukan suntikan secara IM (intramuscular) dengan dosis 0,5 mL. imunisasi yang lain dilakukan dengan indikasi yang lain. Menurut WHO seorang ibu tidak pernah diberikan imunisasi tetanus, sedikitnya 2x injeksi selama kehamilan (I pada saat kunjungan antenatal I dan II pada 2 minggu kemudian). Jadwal pemberian suntikan tetanus adalah : ANTIGEN INTERVAL LAMA PERLINDUNGAN %P’LINDUNGAN TT1 Pada ANC pertama - - TT2 4 mgg stl TT1 3 thn * 80 TT3 6 bln stl TT2 5 thn 95 TT4 1 thn stl TT3 10 thn 99 TT5 1 thn stl TT4 25 thn / seumur hidup 99 F.Travelling Tidak ada batasan bepergian selama kehamilan asalkan tanpa tergesa-gesa dan menyenangkan. Wanita hamil harus berhati-hati melakukan perjalanan yang cenderung lama dan melelahkan, karena dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan mengakibatkan gangguan sirkulasi serta Oedema tungkai karena kaki tergantung jika duduk terlalu lama. Sabuk pengaman yang dikenakan dikendaraan jangan sampai menekan perut yang menonjol. Jika mungkin perjalanan yang jauh sebaiknya dilakukan dengan pesawat udara. Ketinggian tidak mempengaruhi kehamilan, bila kehamilan telah 35 minggu ada perusahaan penerbangan yang menolak membawa wanita hamil ada juga yang menerima dengan catatan keterangan dokter yang menyatakan cukup sehat untuk bepergian.Berpergian dapat menimbulkan masalah lain, seperti konstipasi atau diare karena asupan makanan dan minuman cenderung berbeda seperti biasanya karena akibat perjalanan yang melelahkan. a.Keinginan travelling pada ibu hamil >>Pada trimester pertama (0 – 14 minggu) Banyak ibu hamil lebih memilih tidak berpergian disebabkan rasa mual dan lelah yang sangat terasa pada tahap ini. Namun jika Anda merasa tidak terganggu dengan keadaan demikian, Anda dapat berpergian dengan aman dan nyaman.Trimester pertama merupakan waktu yang sangat sensitive karena rawan terjadi keguguran dan kehamilan diluar kandungan. >> Pada trimester kedua (14 – 28 minggu) Merupakan waktu yang ideal untuk berpergian karena rasa mual, kelelahan sudah berkurang dan resiko terjadinya kelahiran premature masih cukup lama dapat terjadi, namun tetap berhati – hatilah. >> Pada trimester ketiga (29 – 40 minggu) Resiko yang paling dipikirkan dari berpergian adalah terjadinya kelahiran premature. Dan jika tetap ingin berpegian sebaiknya anda konsultasikan hal ini dengan dokter kandungan anda. Mengenai kendaran apa yang dapat digunakan untuk travelling seperti mobil, kereta api, pesawat terbang. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh ibu hamil antara lain: a)Jangan terlalu lama dan melelahkan b)Duduk lama karena statis vena (vena stagnasi) sehingga menyebabkan tromboflebitis dan kaki bengkak. c)Bepergian dgn pesawat udara boleh karena tidak berbahaya terjadi hipoksia karena Tekanan udara di dalam kabin penumpang telah diatur sesuai atmosfer biasa. d)Tidak memakai sepatu berhak tinggi. e)Tidak boleh naik kendaraan yang terlalu bergetar. f)Hindari pergi ke suatu tempat yang ramai, sesak, panas dan berdiri terlalu lama di tempat tersebut karena dapat menyebabkan sesak nafas sehingga anda bisa jatuh pingsan (sinkop). g)Saat mengendarai mobil, sebaiknya mengendarai mobil maks 6 jam/hr dan harus berhenti 2 jam, jalan-jalan selama 10 menit. h)Stocking penyangga harus digunakan apabila harus duduk dalam jangka waktu lama di mobil atau pesawat terbang. i)Sabuk pengaman harus dipakai, sabuk diletakkan dibawah perut ketika kehamilan sudah besar b.Persiapan laktasi Salah satu persiapan persalinan adalah meningkatkan kesehatan optimal dan segera dapat memberikan laktasi. Untuk mempersiapkan laktasi, perlu dilakukan persiapan perawatan payudara untuk persiapan laktasi. Persiapan mental dan fisik yang cukup membuat proses menyusui menjadi mudah dan menyenangkan. Persiapan laktasi ibu hamil antara lain adalah: 1.Payudara adalah sumber ASI yang merupakan makanan utama bagi bayi yang perlu diperhatikan dalam persiapan laktasi adalah : i. Bra harus sesuai dengan pembesaran payudara yang sifatnya menyokong payudara dari bawah, bukan menekan dari depan. ii. Sebaliknya ibu hamil masuk dalam kelas ”bimbingan persiapan menyusui”. iii. Penyuluhan (audio-visual) tentang : a.Keunggulan ASI dan kerugian susu botol. b.Manfaat rawat gabung. c.Perawatan bayi. d.Gizi ibu hamil dan menyusui. e.Keluarga berencana,dll iv. Dukungan psikologis pada ibu untuk menghadapi persalinan dan keyakinan dalam keberhasilan menyusui. v. Pelayanan pemeriksaan payudara dan senam hamil. 2.Persiapan psikologis untuk ibu menyusui berupa sikap ibu dipengaruhi oleh faktor-faktor: •Adat istiadat atau kebiasaan menyusui di daerah masing-masing. •Pengalaman menyusui sebelumnya atau pengalaman menyusui dalam keluarga atau tidak. •Pengetahuan tentang manfaat ASI, kehamilan yang diinginkan atau tidak. •Dukungan dari tenaga kesehatan, teman atau kerabat dekat. 3.Langkah-langkah yang harus diambil dalam mempersiapkan ibu secara kejiwaan untuk menyusui adalah : •Mendorong setiap ibu untuk percaya dan yakin bahwa ia dapat sukses dalam menyusui bayinya, menjelaskan pada ibu bahwa persalinan dan menyusui adalah proses alamiah yang hampir semua ibu berhasil menjalaninnya. Bila ada masalah, petugas kesehatan akan menolong dengan senang hati. •Keyakinan ibu akan keuntungan ASI dan kerugian susu botol atau formula. •Memecahkan masalah yang timbul pada ibu yang mempunyai pengalaman menyusui sebelumnya, pengalaman kerabat atau keluarga lain. •Mengikutsertakan suami atau anggota keluarga lain yang berperan dalam keluarga, ibu harus dapat beristirahat cukup untuk kesehatannya dan bayinya, sehingga perlu adanya pembagian tugas dalam keluarga. •Setiap saat ibu diberi kesempatan untuk bertanya dan tenaga kesehatan harus dapat memperlihatkan perhatian dan kemauannya dalam membantu ibu sehingga keraguan atau ketakutan untuk bertanya tentang masalah yang dihadapinya. Perawatan payudara sebelum melahirkan (Prenatal Breast Care) Bertujuan memelihara hygiene payudara, melenturkan atau menguatkan putting susu, dan mengeluarkan puting susu yang datar atau masuk ke dalam (retracted nipple). Teknik perawatannya adalah sebagai berikut: 1.Kompres puting susu dan daerah sekitarnya dengan menempelkan kapas atau lap yang di basahi minyak. 2.Bersihkan puting susu dan daerah sekitarnya dengan handuk kering yang bersih. 3.Pegang kedua puting susu, lalu tari keluar bersama dan diputar 20 kali ke dalam dan keluar. 4.Pangkal payudara dipeganag dengan kedua tangan lalu payudara diurut dari pangkal menuju puting sebanyak 30 kali. 5.Kemudian pijat daerah aerola sehingga keluar cairan 1 – 2 tetes untuk memastikan saluran susu tidak tersumbat. c.Persiapan persalinan dan kelahiran bayi Persiapan persalinan dan kelahiran bayi sangat penting dilakukan oleh pasangan suami istri dimana peran bidan sebagai pemberi support agar persiapan yang dilakukan semaksimal mungkin. Menurut WHO, 15% ibu hamil mengalami komplikasi yang membahayakan janin sehingga rencana persalinan perlu diperhatikann jika dibutuhkan rencana tindakan yang dibuat oleh ibu, anggota keluarganya dan bidan dapat mengurangi kebingungan dan kekacauan saat persalinan sehingga meningkatkan kemungkinan ibu menerima asuhan yg sesuai dan tepat waktu. Persiapan mental & fisik dalam persiapan persalinan dan kelahiran bayi >> Persiapan mental •Bidan sebagai penolong mengurangi perasaan takut dan menanamkan kepercayaan pada ibu untuk menumbuhkan rasa aman dalam menghadapi persalinan. •Perasaan takut yg berlebihan dapat menyebabkan spasme dan ketegangan pada jaringan otot sehingga dapat menimbulakan rasa nyeri dan menambah rasa takut. Beberapa hal yg harus dipersiapkan : •Pada primi sering mengalami perasaan tidak tenang, takut dan ragu. •Kehamilan dan persalinan yang dirasakan merupakan ujian walaupun ibu bersedia menerima bayinya. •Ibu akan gelisah, cemas saat persalinan dan lebih banyak persoalan yang difikirkan. >> Persiapan fisik Persiapan fisik dilakukan sebelum persalinan dimulai karena penting sekali pada ibu dilakukan pemeriksaan pada masa kehamilan. Mulai dari personal hygine sampai dengan hal-hal yang berhubungan dengan kekuatan fisik ibu dalam menjalani persalinan. >> Komponen penting dalam rencana persalinan Langkah I : Membuat rencana persalinan Idealnya setiap keluarga mempunyai kesempatan untuk membuat suatu rencana persalinan. Hal-hal di bawah ini haruslah digali dan diputuskan dalam membuat rencana persalinan tersebut : •Tempat persalinan. •Memilih tenaga kesehatan terlatih. •Bagaimana menghubungi tenaga kesehatan tersebut. •Bagaimana transportasi ke tempat persalinan. •Berapa banyak biaya yang dibutuhkan dan bagaimana cara mengumpulkan biaya tersebut. •Siapa yang akan menjaga keluarganya jika ibu tidak ada. Langkah II : Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi kegawatdaruratan pada saat pengambil keputusan tidak ada. Penting bagi bidan dan keluarga untuk mendiskusikan : •Siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga? •Siapa yang akan membuat keputusan jika pembuat keputusan utama tidak ada saat terjadi kegawatdaruratan? Langkah III : Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawat daruratan Setiap keluarga seharusnya mempunyai rencana transportasi untuk ibu, jika ia mengalami komplikasi dan perlu segera di rujuk ke tingkat asuhan yang lebih tinggi. Rencana ini perlu dipersiapkan lebih dini dalam kehamilan dan harus terdiri dari elemen-elemen di bawah ini : •Dimana ibu akan bersalin (Desa, fasilitas kesehatan, rumah sakit). •Bagaimana cara menjangkau tingkat asuhan yang lebih lanjut jika terjadi kegawatdaruratan. •Bagaimana cara mencari donor darah yang potensial. Langkah IV : Membuat rencana atau pola menabung Keluarga seharusnya dianjurkan untuk menabung sejumlah uang sehingga dana akan tersedia untuk asuhan selama kehamilan dan jika terjadi kegawatdaruratan. Banyak sekali kasus, dimana ibu tidak mencari asuhan atau mendapatkan asuhan karena mereka tidak mempunyai dana yang diperlukan. Langkah V : Mempersiapkan langkah yang diperlukan untuk persalinan Seorang ibu dapat mempersiapkan segala sesuatunya untuk persalinan. Ia dan keluarganya dapat mengumpulkan barang-barang seperti pembalut wanita atau kain, sabun, seprai dan menyimpannya untuk persiapan persalinan. >> Beberapa pengawasan yangg perlu diperhatikan dalam persiapan persalinan, antara lain : •Segi social Diketahui bagaimana taraf kehidupan calon ibu termasuk kategori kehidupan rendah dapat menyebabkan keadaan sebagai berikut: .. Malnutrisi dapat berdampak bagi kehamilan (ibu dan janin). .. Perumahan yang tidak memenuhi syarat dampaknya personal hygien kurang. .. Hygiene selama kehamilan tidak dapat dilakukan dengan sempurna. .. Dapat mempengaruhi keadaan emosi ibu. •Segi psikologis Bagaimanakah cara seorang bidan menolong sehingga dapat menentramkan serta membesarkan hati ibu yang jiwanya sedang dalam keadaan labil dan bagaimana sikap bidan dalam memberikan bimbingan. •Segi obstetric Diketahui kelainan-kelainan yang dapat timbul dan akibatnya bagi kehamilan. •Segi medis Mengetahui beberapa penyakit yang diderita ibu •Segi pendidikan Mengajak ibu bekerja sama dalam mempertahankan kesehatannya dan bayinya. Dimana tingkat pendidikan yang di miliki ibu dapat menentukan tingkat pemahaman ibu tentang kehamilannya. d.Memantau kesejahteraan janin Tujuan: Untuk mengenal sedini mungkin kapan waktu yang tepat untuk terminasi kehamilan sehingga bayi dapat bertahan hidup lebih baik dibandingkan bila tetap berada dalam kandungan. Pengkajian kesehatan janin yang dapat dilakukan pada masing-masing trimester kehamilan adalah sebagai berikut: a.Pengkajian kesejahteraan janin pada trimester 1 Pengkajian trimester I dilakukan sampai kehamilan berusia 13 minggu. Metode pengkajiannya diarahkan pula untuk menentukan formasi yang adanya kehamilan danusia kehamilan itu sendiri. Informasi yang dikumpulkan meliputi riwayat kesehatan dan pengkajian fisik ibu disamping pengkajian khusus terhadap janin. •Auskultasi janin Untuk mendengar DJJ pada kehamilan trimester 1,dapat di guakn alat UltrasoudStetoscope atau dopler.DJJ dapat mulai terdengar dengan alat ini antara usia kehamilan10-12 minggu. Normal frekuensi DJJ adalah 120-160x/menit dab harus dibedakan dengan denyut jantung ibu. •Ultrasonografi (USG) Ultrasonografi adalah suatu pemeriksaan yang menggunakan gelombang ultrasound untuk mendapatkan gambaran dari janin, plasenta dan uterus. Secara umum USG dapat digunakan untuk menilai: a)Taksiran usia kehamilan b)Lokasi plasenta c)Pengawasan dan pertumbuhan janin d)Deteksi kehamilan ganda e)Identifikasi kelainan bawaan f)Menilai keadaan ukuran panggul dalam b.Pengkajian kesejahteraan janin pada trimester 2 Selama trimester II (UK 14-26 minggu), janin terus tumbuh dan banyak mengalami perubahan. Pengkajian yang dapat dilakukan untuk mgawasi pertumbuhan janin antara lain adalah mengukur tinggi vundus uteri. Sejak uterus dapat diraba secaraabdominal, yaitu biasanya pada usia kehamilan 12 minggu, lokasi fundus uteri terhadap simfisis pubis dapat diidentifikasi sebagai tingginya fundus uteri. Pengukuran tinggi Fundus uteri dapat dilakukan dengan dua cara: a)Menggunakan meteran, pengukuran ini menurut McDonald”s. Cara ini dianggap akurat bila dilakukan setelah usia kehamilan 20 minggu,yaitu tinggi fundus uteri setinggi pusat. Caranya, garis nol pada pita meteran diletakkan pada tepi atas simfisis pubis, kemudian direntang keatas melalui perut hinggamencapai fundus uteri. Tinggi fundus uteri dinytakan dengan “centimeter”(Cm). Pada waktu fundus uteri setinggi pusat, hasil pengukuran berkisar 20 centimeter.Setiap minggu diharapkan terdapat kenaikan tinggi fundus uteri sebanyak kuranglebih satu (1) centimeter. Dengan demikian apabila didapatkan hasil pengukuransetinggi 33 cm, maka usia kehamilannya diperkirakan sekitar 33 minggu. Sedangkan bila usia kehamilan dibawah 20 minggu, pengukuran tinggi fundus dan penentuan usia kehamilan dapat dilakukan dengan cara palpasi menurut leopold 1. Cara pengukuran tinggi fundus uteri dengan centimeter ini dapat pula membantu menentukan perkiraan berat janin dengan rumus dari Johnson Tausak: (Tinggi FUT dalam Cm –12)x 155 = taksiran berat janinContoh : tinggi FUT = 32 cmMaka TBF = (32-12)x155= 3100 gram Jika tinggi fundus uteri lebih besar dari usia kehamilan, dapat disebabkan oleh: ^^ Kehamilan ganda ^^ Polihidramnion ^^ Makrosomia janin ^^ Mola hydatidosa Jika tinggi fundus uteri lebih kecil dari usia kehamilan, dapat disebabkan oleh: ^^ Gangguan pertumbuhan janin ^^ Kelainan bawaan ^^ Oigohidramnion b)Selama kehamilan trimestere II pengkajian DJJ terus dilakukan dengan menggunakan stetoscope monocular atau stetoscope Leanec. DJJ dapat terdengar pada usia kehamilan 20 minggu. Teknik pemeriksaannya adalah sebagai berikut: •Tentukan letak/posisi janin dengan menggunakan teknik palpasi menurut leopold II dan III. •Tempelkan stetoskop pada lokasi dimana diperkirakan terletak punggung atau dada janin. •Bedakan DJJ dengan denyut jantung ibu dengan cara meraba nadi dipergelangan tangan ibu. Hitung selama 5 detik, berhenti 5 detik, hitung lagi 5 detik, berhenti 5 detik, danhitung lagi 5 detik. Kemudian hasilnya dijumlahkan dan dikalikan 4, makadidapatkan frekuensi DJJ permenit.Parameter lain yang dapat digunakan untuk menilai kesehatan janin adalah pergerakan janin atau “Quickening” Pada primigravida, pergerakan janin dapat dirasakan pertama kali oleh ibu pada usia kehamilan 18-20 minggu, sedangkan pada multigravida dapat dirasakan lebih awal yaitu16 minggu. Pada prima gravida, bising usus kadang-kadang diresahkan sebagai gerakan janin. Hal ini disebabkan ibu belum berpengalaman. USG digunakan selama kehamilan trimester II, yaitu untuk: ^^ Mengkaji usia kehamilan ^^ Mendiagnosa kehamilan ganda ^^ Mengkaji pertumbuhan janin ^^ Mengidentifikasi struktur abnormal janin(missal: hydocephalus) ^^ Membantu prosedur amniosintesis dan fetoskopi ^^ Mengkaji lokasi plasenta c.Pengkajian kesejahteraan janin pada trimester 3 Selama kehamilan trimester III (28-40 minggu) pengawasan pertumbuhan janin, DJJ, dan pergerakan janin terus dilakukan. Kurve pertumbuhan janin pada trimester III menunjukkan pertumbuhan yang positif. Diharapkan tinggi fundus uteri bertambah sekitar satu sentimeter setiap minggu hingga minggu ke-36. Pada primigravida kepala janin akan turun kepintu atas panggul pada minggu ke-38 dan umumnya tinggi fundus uteri akan turun sekitar 2-4cm. Pada keadaan ini ibu dapat mengeluh bertambahnya tekanan dalam panggul namun akan merasa lega bernafas karena tekanan pada diagfragma berkurang. Pengamatan pergerakan janin sebaiknya ibu hamil diminta untuk mulai mengamati gerakan janinnya setiap hari setelah usia kehamilan 28 minggu. Caranya, setiap hari ibu diminta untuk berbaring miring dan meraba perutnya untuk merasakan gerakan janin. Hitung berapakah gerakan tersebut terjadi. Pada umumnya 10 gerakan terjadi dalam jangka waktu 20 menit hingga 2 jam bila melebihi jangka waktu 3 jam, maka harus dicatat dan diadakan pengawasan yang lebih cermat terhadap DJJ. Ibu hamil juga perlu diberi pengetahuan secara sederhana tentang pengawasan gerakan janin, sehingga ibu dapat memahami apa yang terjadi dan sadar pergerakan bayinya. Informasi tersebut adalah: ^^ Pergerakan janin akan bertambah setlah makan. ^^ Pergerakan ibu dapat membuat pergerakan janin lebih aktif. ^^ Janin yang normal akan tidur selama kurang lebih 20 menit. ^^ Selama 2-3 minggu sebelum lahir, aktifitas normal janin akan berkurang. Selama trimester III, USG seringkali digunakan untuk mengetahui posisi janin dan taksiran ukuran berat janin. Lingkar kepala, lingkar perut dan panjang femur merupakan patokan dalam menaksir berat janin dan interval pertumbuhan selama trimester III.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar